Industri furnitur saat ini cenderung semakin mengabaikan konsep keberlanjutan. Hal ini berawal dari populernya industri fast furniture di luar negeri. Industri fast furniture ini memanfaatkan bahan-bahan yang murah, sehingga bisa dijual dengan harga yang juga murah. Selain itu, produk-produknya mudah diperoleh, bahkan lewat toko online sekalipun. 

Namun, bahan murah tentu berpengaruh pada kualitas produk dan menjadikannya tidak tahan lama. Dalam jangka waktu singkat, konsumen sudah harus membuang produknya dan membeli yang baru. Kondisi ini pula yang membuat permintaan dan produksi di industri fast furniture semakin meningkat. 

Dengan peningkatan tersebut, dampak negatif untuk lingkungan dan makhluk hidup semakin mengkhawatirkan. Berikut ini adalah alasan fast furniture berbahaya untuk lingkungan. 

Deforestasi

Deforestasi atau penggundulan hutan adalah penyebab utama kedua perubahan iklim, setelah pembakaran bahan bakar fosil. Produksi fast furniture pun berperan dalam deforestasi di beberapa wilayah di dunia, salah satunya Afrika. 

Banyak produk fast furniture yang dibuat di Tiongkok menggunakan sumber kayu dari Afrika Tengah. Karena tingginya permintaan konsumen, perusahaan fast furniture di Tiongkok tentu membutuhkan lebih banyak kayu dari Afrika Tengah daripada sebelumnya.

Selain itu, sebuah studi yang dilakukan oleh World Wildlife Fund pada tahun 2016 melaporkan bahwa 68 persen pengecer yang menjual produk fast furniture gagal menerapkan kebijakan sumber kayu untuk melindungi hutan dan memberikan transparansi kepada konsumen.

Meskipun beberapa perusahaan mengklaim akan menanam pohon baru sebagai pengganti pohon yang ditebang, seringkali merupakan perkebunan monokultur yang tidak terlalu berkelanjutan. Ini karena meregenerasi lahan hutan ke keadaan semula dapat memakan waktu puluhan tahun.

Penumpukan Sampah di TPA

Fast furniture kini telah diproduksi secara berlebihan. Kondisi ini berkontribusi pada semakin meningkatnya jumlah limbah furniture di tempat pembuangan sampah akhir atau TPA per tahunnya. 

Dengan sebagian besar fast furniture menggunakan bahan plastik, tentu membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk terurai. Di samping itu, limbah furnitur plastik juga menyebabkan semakin banyaknya produksi mikroplastik dan bahan kimia berbahaya selama proses penguraiannya. 

Selain plastik, produk fast furniture juga menggunakan bahan tidak ramah lingkungan lainnya. Salah satu yang juga banyak digunakan adalah particleboard. Bahan ini terbuat dari serpihan kayu yang dipres atau serpihan rami dan resin sintetis. Oleh karena itu, pembuatannya membutuhkan energi yang tinggi, dan debu dari pengerjaan beberapa resin yang digunakan dalam particleboard dapat bersifat karsinogenik dan menimbulkan masalah pernapasan bagi pekerja. 

Bahan particleboard juga sangat mudah rusak dan tidak dapat diampelas dan dicat ulang seperti pada kayu solid. Rentan busuk karena udara yang lembap, sehingga sulit untuk digunakan kembali ataupun didaur ulang. Pada akhirnya, akan tertimbun di TPA. 

Lainnya

Tidak banyak yang tahu, produksi fast furniture biasanya membutuhkan air yang sangat banyak, terutama untuk produk yang terbuat dari plastik. Proses pengiriman produk-produk fast furniture dari luar negeri pun secara signifikan meninggalkan jejak karbon yang terus meningkat. Tidak hanya itu, beberapa perusahaan juga mengabaikan hak asasi pekerja, seperti upah yang tidak adil, minimnya perlindungan terhadap paparan bahan kimia beracun, dan lain-lain.