Mata para pecinta olahraga di seluruh dunia saat ini tertuju pada Olimpiade Tokyo 2020 yang diselenggarakan dari tanggal 23 Juli 2021 – 8 Agustus 2021. Sempat ditunda selama setahun, Olimpiade Tokyo 2020 juga menuai berbagai kritik, karena diselenggarakan di tengah pandemi. Meski begitu, kompetisi olahraga dunia empat tahunan ini tetap disambut meriah oleh sebagian besar pecinta olahraga di seluruh dunia. 

Pemerintah Jepang bersama dengan International Olympic Committee (IOC) pun meyakinkan dunia bahwa penyelenggaraan Olimpiade Tokyo 2020 dilakukan secara aman dan dengan protokol kesehatan yang ketat. Di samping itu, Olimpiade Tokyo 2020 dinobatkan sebagai yang paling ramah lingkungan, karena penerapan sustainability di berbagai aspek penyelenggaraannya. Di mana letak ramah lingkungannya dan apakah berhasil diterapkan? 

Aspek Ramah Lingkungan di Olimpiade Tokyo 2020

Towards Zero Carbon

Memastikan bahwa ini menjadi Olimpiade pertama yang netral karbon dengan menggunakan energi terbarukan di semua area. Contohnya: 

  • Kendaraan Listrik e-Pallette dari Toyota

Kendaraan ini dirancang untuk mengangkut atlet Olimpiade di sekitar Desa Olimpiade tanpa menghasilkan emisi karbon. Toyota memodifikasi armada kendaraan e-Palette yang ada agar lebih sesuai dengan kebutuhan para atlet yang membutuhkan transportasi yang nyaman dan bebas repot. Beberapa modifikasinya termasuk pelebaran pintu, penurunan lantai, dan penambahan jalur elektrik untuk memungkinkan penumpang – terutama pengguna kursi roda – naik dengan mudah dan cepat (untuk atlet Paralimpiade). 

  • Bahan Bakar Obor Olimpiade

Api pada obor estafet dan cauldron berbahan bakar hidrogen, bukan gas fosil seperti biasanya.  

Zero Waste

Toshiro Muto, CEO The Tokyo Organising Committee of the Olympic and Paralympic Games menyatakan, “Olimpiade Tokyo 2020 bertujuan untuk menekan deforestasi dan kerusakan lahan yang disebabkan oleh eksploitasi sumber daya alam. Sekaligus menyumbang nol limbah dengan cara pemanfaatan sumber daya alam tanpa adanya pemborosan di seluruh rantai pasokan. Contohnya: 

  • Obor karya Tokujin Yoshioka

Obor Olimpiade Tokyo 2020, yang dirancang oleh Tokujin Yoshioka, terbuat dari limbah konstruksi daur ulang. Diambil dari perumahan sementara yang digunakan setelah gempa bumi dan tsunami besar di Jepang Timur pada tahun 2011. Yoshioka menggunakan teknik ekstrusi untuk menghasilkan obor rose-gold sepanjang 71 cm, yang menyerupai bunga nasional Jepang, bunga sakura. 

  • Medali dari Limbah Elektronik

Medali Olimpiade Tokyo 2020 dirancang oleh desainer Jepang, Junichi Kawanishi. Ia mengekstrak logam mulia dari ponsel lama dan limbah elektronik lainnya yang disumbangkan oleh publik. Material tersebut digunakan untuk membuat cincin reflektif seperti pita di sekitar tepi medali. Desain medali ini dipilih dari kompetisi yang diikuti oleh lebih dari 400 desainer profesional dan mahasiswa desain. Sementara kotak medali yang dibuat dari kayu ash Jepang yang diwarnai adalah hasil rancangan Shinya Yoshida.

  • Seragam Timnas dari Limbah Plastik

Merek Nike berkontribusi dalam merancang seragam timnas basket, sepak bola, dan atlet skateboard Olimpiade Tokyo 2020 yang dikatakan merupakan seragam paling ramah lingkungan dan dan berkinerja tinggi. Seragam yang dibuat untuk timnas Amerika Serikat, Korea Selatan, Prancis, Brasil, dan Nigeria tersebut menggunakan bahan poliester yang dibuat dari limbah botol plastik yang telah didaur ulang. Selain itu, juga menggunakan nilon, limbah karet, dan benang sisa pabrik yang telah didaur ulang. 

Tidak hanya Nike, perancang seragam timnas Spanyol juga membuat seragam yang bahannya 100% hasil daur ulang. Seragam yang digunakan oleh pembawa obor Olimpiade Tokyo 2020 pun terbuat dari limbah plastik yang telah didaur ulang. 

  • Tempat Tidur Karton

Demi mewujudkan Olimpiade yang bebas sampah, penyelenggara menyiapkan tempat tidur yang terbuat dari karton yang ringan namun kuat, dan disesuaikan dengan kebutuhan para atlet. Kasur ini diproduksi sebanyak 18.000 buah oleh perusahaan tempat tidur Jepang, Airweave. Merek ini juga mengklaim bahwa kasur untuk tempat tidur ini terbuat dari serat polietilen yang dapat didaur ulang dalam jumlah tidak terbatas. Nantinya, sebanyak 8.000 tempat tidur dan kasur akan digunakan kembali untuk para atlet Paralimpiade. 

  • Podium dari Limbah Rumah Tangga

Para pemenang di Olimpiade Tokyo 2020 akan menerima medali di podium yang terbuat dari 24,5 ton plastik bekas rumah tangga. Seniman asal Jepang, Asao Tokolo, mengumpulkan plastik dari masyarakat Jepang sebelum mendaur ulang bahan tersebut dan mengubahnya menjadi filamen, yang digunakan untuk mencetak podium secara 3D. Setara dengan 400.000 botol deterjen cucian dikumpulkan untuk menciptakan 98 podium yang digunakan selama Olimpiade.

  • Olympic Village Plaza dari Kayu Pinjaman

Studio Tokyo Nikken Sekkei merancang bangunan komunal kayu di desa atlet Olimpiade Tokyo 2020, dibangun menggunakan 40.000 potong kayu Jepang yang disumbangkan. Bangunan ini bersifat sementara dan berfungsi sebagai tempat pertemuan pusat bagi para atlet di Desa Olimpiade. Didalamnya terdapat kafe, ruang medis, bank, salon rambut, ruang ritel, dan pusat media. 

Apakah Berhasil Diterapkan?

Berbagai aspek ramah lingkungan di Olimpiade Tokyo 2020 di atas patut kita apresiasi. Meski belum sempurna, usaha IOC dan Jepang untuk melindung bumi dari bertambahnya sampah juga wajib ditiru, khususnya oleh penyelenggara acara bertaraf internasional. Masako Konishi, pemimpin proyek iklim dan energi di World Wildlife Fund Jepang dan anggota komite keberlanjutan Olimpiade Tokyo 2020, mengatakan, “Olimpiade Tokyo 2020 bisa menjadi teladan dalam mengurangi emisi karbon sekaligus panutan untuk penyelenggaraan Olimpiade berikutnya.”