Apakah kalian masih beranggapan bahwa sampah organik bisa dibuang bersamaan dengan sampah anorganik di Tempat Pembuangan Akhir atau TPA? Jika ya, inilah saatnya mengubah anggapan tersebut. Sampah organik seharusnya tidak dibuang di TPA, karena berisiko membahayakan lingkungan. Kok, bisa?

Sampah-Sampah Organik

Sebelumnya, kita tentu harus mengenal betul apa saja yang masuk ke kategori sampah organik. Sampah organik sendiri merupakan sampah yang dihasilkan oleh makhluk hidup, baik oleh manusia, hewan, ataupun tumbuhan. Terbagi menjadi dua jenis, yaitu sampah organik basah dan sampah organik kering. Beberapa contoh sampah organik basah meliputi buah-buahan (termasuk kulitnya), sayuran, sisa makanan, dan sampah-sampah lain yang memiliki kadar air tinggi. Sementara sampah organik kering adalah sampah-sampah yang memiliki kadar air rendah. Contohnya karton, kayu (atau yang terbuat dari kayu), daun kering, dan lain-lain. Dengan mengenal sampah organik, penangannya pun akan menjadi lebih mudah.

Kenapa Berisiko?

Sampah organik dapat terurai secara hayati (biodegradable), yang ketika terurai akan menghasilkan karbon dioksida, metana, patogen, dan bahan kimia lainnya. Jika tidak ditangani dengan benar, maka penguraian sampah organik berisiko menyebabkan perubahan iklim di bumi. Misalnya, ketika sampah organik dibuang ke TPA. Dengan kurangnya oksigen ketika tertimbun di TPA, sampah organik akan mengalami proses penguraian anaerobik. Proses tersebut menghasilkan metana yang kemudian dilepaskan ke atmosfer bumi. Ini akan menyebabkan efek rumah kaca 20 kali lebih kuat daripada karbon dioksida. Komposisi metana di atmosfer bumi memang lebih sedikit daripada karbon dioksida. Tapi, komposisinya bisa berubah, karena TPA merupakan sumber metana terbesar yang dihasilkan dari sampah organik.

Ambil Langkah Sekarang!

Lalu, apa yang bisa kita lakukan untuk mengurangi pembuangan sampah organik di TPA? Bisa dimulai dengan memisahkan sampah organik dan anorganik di rumah kita. Ini akan memudahkan pihak terkait dalam penanganannya nanti. Ada pula cara lain yang paling umum dan mudah dilakukan, yaitu pengomposan menggunakan tempah sampah atau wadah kompos. Wadah tersebut digunakan khusus untuk membuang sampah makanan atau tanaman untuk kemudian diolah menjadi kompos. Pengomposan bisa dilakukan sendiri, namun lebih baik jika dilakukan secara berkelompok, misalnya bersama tetangga. Untuk pengomposan skala besar, perlu juga dilakukan oleh pasar khusus atau bisnis yang menyumbang sampah organik dalam jumlah banyak.

Tentu saja, diharapkan bahwa tingkat kesadaran masyarakat akan penanganan sampah semakin meningkat. Sekaligus, dibarengi dengan usaha pemerintah atau instansi terkait dalam mendukung penanganan sampah yang baik dan benar. Meski perjalanannya panjang, kita bisa mulai melangkah dari dari sekarang, kan?!