Mempromosikan destinasi-destinasi wisata di Indonesia supaya lebih banyak pengunjung memang salah satu misi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf). Namun, saat ini, Kemenparekraf/Baparekraf juga fokus pada usaha mendorong pariwisata berkelanjutan atau sustainable tourism di Indonesia.
Ini karena pariwisata berkelanjutan dipercaya dapat memberikan dampak jangka panjang terhadap kelestarian alam Indonesia. Apa itu pariwisata berkelanjutan dan destinasi apa saja yang termasuk ke dalamnya? Berikut penjelasannya.
Apa Itu Pariwisata Berkelanjutan?
Mengutip Kemenparekraf Indonesia, pariwisata berkelanjutan atau sustainable tourism adalah pengembangan konsep berwisata yang dapat dapat memberikan dampak jangka panjang. Baik itu terhadap lingkungan, sosial, budaya, serta ekonomi untuk masa kini dan masa depan bagi seluruh masyarakat lokal maupun wisatawan yang berkunjung.
Dalam upaya mengembangkan sustainable tourism, Kemenparekraf/Baparekraf memiliki empat pilar fokus yang dikembangkan. Di antaranya adalah pengelolaan berkelanjutan (bisnis pariwisata), ekonomi berkelanjutan (sosio ekonomi) jangka panjang, keberlanjutan budaya (sustainable culture) yang harus selalu dikembangkan dan dijaga, serta aspek lingkungan (environment sustainability).
Berbekal 4 pilar utama tersebut, tren pariwisata berkelanjutan akan menjadi kegiatan berwisata yang banyak diminati wisatawan. Tidak sekadar berlibur, setiap wisatawan juga tetap memerhatikan protokol berwisata yang berkaitan dengan kesehatan, keamanan, kenyaman, dan kelestarian alam.
5 Destinasi Wisata Berkelanjutan di Indonesia
1. Taman Nasional Baluran
Destinasi yang terletak di Situbondo, Jawa Timur ini merupakan ekowisata yang mengembangkan pariwisata berkelanjutan. Terlihat dari konsep wisata Taman Nasional Baluran yang mengangkat keutamaan konservasi alam dalam rangka mendukung pelestarian satwa dan lingkungan. Tidak hanya itu, destinasi wisata berkelanjutan ini juga mengedepankan kesejahteraan warga setempat.
Taman Nasional Baluran dikenal pula dengan julukan “Little Afrika” di Jawa, berkat adanya savana yang khas seperti di Afrika. Selain itu, dikutip dari Katadata, destinasi wisata ini memiliki sebanyak 444 jenis tumbuhan, 28 jenis mamalia, serta 196 aves, pisces, dan reptil. Kamu yang mengunjungi Taman Nasional Baluran juga bisa mampir ke objek wisata di sekitarnya, seperti Pantai Bilik Sijile, Gunung Baluran, dan Savana Bekol.
2. Desa Pujon Kidul
Lokasi wisata berkelanjutan ini terletak di Kecamatan Pujon, Malang. Mengangkat konsep sustainable, Desa Pujon Kidul menawarkan wisata di sektor pertanian dan peternakan. Di sini, kita bisa menanam sayuran, memetik sayuran, hingga memerah susu sapi.
Kegiatan wisata lainnya yang bisa kita nikmati di sini adalah hiking ke kawasan air terjun. Di perjalanan, kita bisa melewati perbukitan dan perkebunan warga. Pengunjung juga bisa menginap di rumah warga untuk bisa lebih menikmati suasana asri di Desa Pujon ini.
3. Taman Nasional Ujung Kulon
Destinasi yang terletak di Banten ini memang sudah tidak asing lagi bagi masyarakat Indonesia, juga dunia. Taman Nasional Ujung kulon dikenal sebagai rumah bagi Badak Jawa dan dinobatkan sebagai salah satu Situs Warisan Dunia. Di samping itu, destinasi wisata ini pun kini sudah termasuk ke dalam salah satu lokasi wisata yang mengangkat konsep pariwisata berkelanjutan.
Pasalnya, Taman Nasional Ujung Kulon tidak sebatas melestarikan alam dan Badak Jawa, tapi juga memberdayakan masyarakat sekitar untuk menjaga kesejahteraan ekonomi. Kamu yang berkunjung ke sini bisa menikmati banyak kegiatan seru, seperti berkunjung ke Kepulauan Handeuleum yang indah, atau bermain kano di Pulau Pamanggangan.
4. Punti Kayu Palembang
Tempat wisata ini dikatakan sebagai penyumbang oksigen terbesar di Palembang. Ini berkat hutan pinus dan sejumlah flora yang terdapat di sana. Beberapa flora yang dimaksud, antara lain mahoni, talog, dan akasia.
Di Punti Kayu Palembang, kita juga bisa melihat sejumlah fauna yang unik dan langka. Di antaranya adalah kera ekor panjang, biawak, tupai, musang, dan berbagai serangga langka yang bahkan belum memiliki nama.
5. Sangeh Monkey Forest
Sangeh Monkey Forest terletak di Bali dengan luas sekitar 10 hektar. Destinasi berbasis pariwisata berkelanjutan ini melestarikan sejumlah flora yang tergolong langka, di antaranya tanaman pule, pala, amplas, buni, cempaka kuning, dan lain-lain. Namun, tentu saja atraksi utama dari destinasi wisata ini adalah ratusan monyet berekor panjang yang juga dilindungi.
Selain menjadi “rumah” bagi ratusan monyet berekor panjang, Sangeh Monkey Forest juga menjadi tempat suci bagi masyarakat Hindu di Bali. Terdapat dua pura di tengah hutan yang disakralkan, yaitu Pura Melanting dan Pura Bukit Sari.