Camping atau berkemah tentu tidak bisa lepas dari api unggun. Selain menghangatkan udara yang dingin, berkumpul mengelilingi api unggun juga bisa menambah kedekatan satu sama lain. Makanya, menyalakan api unggun sudah dianggap kewajiban ketika kita sedang berkemah. 

Namun, api unggun ternyata bisa berdampak buruk pada lingkungan. Ini karena kayu yang dibakar akan melepaskan senyawa beracun yang berbahaya, seperti karbon monoksida, karbon dioksida, nitrogen oksida, partikel benzena, dan senyawa organik volatil (VOC). 

Selain itu, api unggun juga berpotensi sebabkan kebakaran hutan apabila dilakukan dengan sembarang. Lokasi tempat dibakarnya kayu juga kemungkinan akan mengalami erosi, serta memengaruhi pertumbuhan tanaman yang langka. 

Belum lagi, api unggun dapat berefek buruk pada ekosistem hewan liar yang tinggal di sekitarnya. Memaksa pada hewan tersebut pindah dari habitatnya yang mungkin akan menyebabkan konflik antara manusia dan hewan liar. 

Oleh sebab itu, sebaiknya bijaklah ketika menyalakan api unggun saat berkemah. Inilah beberapa cara agar api unggun tidak berdampak buruk terhadap lingkungan dan penghuninya. 

1. Pastikan Api Tidak Terlalu Besar

Sebaiknya gunakan kayu yang ramping supaya api tidak terlalu besar. Api yang besar hanya akan melepaskan senyawa beracun lebih banyak daripada api kecil. Dengan menjaga api tetap kecil, risiko kebakaran hutan pun bisa terhindari. Ini karena kendali akan api akan mudah dilakukan. 

2. Gunakan Kayu Kering

Pilihkan kayu yang kering yang muda terbakar, karena polutan yang dilepaskan akan lebih sedikit. Hal ini tentu saja meminimalisir dampaknya terhadap lingkungan. Di samping itu, sedikitnya polutan yang dilepaskan cenderung lebih aman untuk kesehatan, terutama untuk orang dengan penyakit asma atau gangguan pernapasan lainnya. 

3. Matikan Api dengan Benar

Jangan tinggalkan api tetap menyala setelah sesi di keliling api unggun selesai. Matikan segera supaya tidak lebih banyak polutan yang dilepaskan olehnya. Namun, mematikannya pun harus benar. Gunakan air yang banyak untuk menyiramnya. Setelah itu, aduk abunya dan siram kembali dengan air. Ini untuk memastikan bahwa api benar-benar padam. 

Hindari menggunakan tanah untuk mematikan api unggun, karena kemungkinan api tidak bisa padam sepenuhnya. Hal ini tentu bisa berpotensi api menyala kembali ketika kamu atau yang lainnya sedang tidur. 

4. Cari Pengganti Kayu

Bukan hanya untuk berkumpul, api unggun saat berkemah juga digunakan untuk memasak. Namun, disarankan untuk membawa kompor khusus kemah saja daripada memanfaatkan api unggun. Ini untuk mengurangi polusi udara dan dampak buruk lainnya dari penggunaan api unggun yang terlalu lama. 

Lagipula, menggunakan kompor untuk memasak juga lebih hemat waktu, lebih bersih, dan lebih mudah. Tidak pula meninggalkan sampah arang yang banyak, sehingga meringankan sesi bersih-bersih. 

5. Siapkan Cincin Api

Sebaiknya, jangan langsung membuat perapian di atas tanah. Buatlah cincin api yang diisi oleh gundukan kerikil dan pasir. Buat gundukan yang tebal supaya panas api tidak langsung mengenai tanah. Namun, ada baiknya jika Kamu berkemah di lokasi yang memang sudah menyediakan lingkaran khusus api unggun. 

Itulah beberapa cara untuk mengurangi dampak negatif dari api unggun. Kamu boleh saja menyalakan perapian ketika berkemah. Namun, jangan lupa untuk tidak menimbulkan efek buruk terhadap lokasi kemah dan penghuninya, ya.