Berdasarkan penelitian yang diterbitkan tahun 2019 di PubMed, sekitar 60% dari semua plastik yang diproduksi di dunia digunakan untuk kemasan makanan. Ini sama dengan 228 juta metrik ton plastik telah digunakan untuk kemasan makanan.

Dengan masifnya produksi plastik untuk makanan, bahkan hingga saat ini, dikhawatirkan tidak hanya merusak alam, tapi juga makhluk hidup. Manusia sendiri terancam terkena dampak akumulasi plastik di lautan berupa paparan racun dari kandungan nanoplastik dan mikroplastik pada bahan makanan yang dikonsumsi. 

Untuk mengurangi risiko penumpukkan sampah plastik, untungnya kini sudah banyak produsen makanan yang memilih kemasan ramah lingkungan. Berikut ini adalah beberapa jenis kemasan makanan yang dinilai tidak meninggalkan dampak negatif terlalu signifikan pada manusia dan alam. 

Stainless Steel

Stainless steel dengan label food-grade tidak hanya tahan lama, bebas karat, dan tahan panas. Kemasan dengan bahan ini juga merupakan pilihan yang aman untuk penyimpanan makanan dan tidak cepat merusak kualitas makanan. Di samping itu, kemasan makanan berbahan stainless steel pun dapat digunakan kembali dan didaur ulang. 

Kemasan makanan berbahan stainless steel bisa digunakan untuk menyimpan makan siangmu. Bisa pula digunakan untuk menyimpan tepung, biji-bijian, maupun rempah-rempah. 

Wadah Kaca

Wadah kaca adalah pilihan kemasan ramah lingkungan yang juga baik untuk kesehatan Kamu. Kaca sendiri memiliki banyak manfaat di kehidupan sehari-hari, dapat digunakan kembali, dan dapat didaur ulang.

Keunggulan lain dari wadah kaca adalah mudah dibersihkan serta nyaman dibawa kemana-mana. Selain itu, kemasan dari kaca juga tahan lama, yaitu 3,5 kali lipat lebih awet daripada kemasan plastik. 

Supaya kualitas makanan yang disimpan di wadah kaca tetap baik, pastikan tutupnya tidak bocor atau longgar. Kamu bisa pilih wadah kaca yang disertai dengan tutup bersilikon atau yang terbuat dari bambu. Jangan lupa pula pilih produk wadah kaca yang bebas BPA, ya. 

Kemasan dari Tepung Maizena

Kemasan tepung maizena diproduksi dengan menggunakan polylactic acid (PLA) yang dibuat dengan memfermentasikan gula dan pati tanaman.

Kemasan tepung maizena menggunakan gula termurah yang tersedia secara komersial. Jadi, kita tidak perlu khawatir tentang penggunaan bahan yang berlebihan. Selain itu, kemasan dari tepung jagung juga relatif murah dan sustainable. 

Produksinya tidak menyebabkan kelangkaan sumber daya, sehingga lebih efektif untuk penggunaan jangka panjang. Kemasan dari tepung jagung ini pun tentu 100% dapat terurai secara hayati, dapat didaur ulang, hingga dibuat sebagai kompos. 

Untuk kesehatan manusia, kemasan jenis ini tidak mengandung racun berbahaya. Oleh sebab itu, aman digunakan sebagai tempat penyimpanan makanan. 

Kemasan dari Ampas Tebu

Kemasan ini terbuat dari ampas tebu atau serat pada batang tebu yang tersisa setelah proses ekstraksi jus. Dulu, bagian ini mungkin dibuang. Tapi, kini ampas tebu dapat digunakan sebagai kemasan makanan yang aman dan berkualitas. Selain itu, kemasan ini juga dapat didaur ulang, dapat terurai secara hayati, dan bisa dijadikan kompos. 

Berdasarkan data yang disebutkan Good Start Packaging, sekitar 1,2 miliar ton tebu diproduksi setiap tahunnya di dunia. Ampasnya sendiri bisa mencapai 100 juta ton setiap tahunnya yang sebelumnya hanya digunakan sebagian untuk biofuel. 

Dengan adanya pemanfaat baru dari ampas tebu, yaitu sebagai kemasan makanan, sisa dari produksi tebu pun tidak terbuang begitu saja. Hal ini tentunya mendukung usaha untuk mengurangi limbah pabrik ataupun petani. 

Temukan kemasan makanan dari ampas tebu atau bahan ramah lingkungan lainnya hanya di RamahBhumi online store.