Kebiasaan minum kopi memang menyentuh seluruh kalangan masyarakat Indonesia. Bahkan, anak-anak muda pun sudah banyak yang sulit lepas dari kegiatan ngopi. Sayangnya, kebiasaan minum kopi oleh masyarakat Indonesia sudah di tahap membahayakan, terutama dari konsumsi kopi instan sachet. Memang sangat nyaman dikonsumsi, tapi ancaman yang ditimbulkan oleh sampahnya justru sangat berbahaya.
Limbah Kemasan Sachet tidak Populer
Kemasan yang digunakan pada kopi sachet pada umumnya adalah plastik multilapis. Alasannya tidak lain untuk menjaga kualitas kopi, sehingga tidak mudah rusak dan tahan bertahun-tahun. Meski baik untuk kualitas kopi, kemasan sachet mengancam kelestarian lingkungan dan manusia, karena tergolong sampah anorganik. Apalagi, sampah kemasan sachet memiliki nilai limbah yang rendah, sehingga tidak “populer” di industri daur ulang sampah. Kondisi ini membuat sampah kemasan sachet berpotensi berakhir menumpuk di sungai dan laut.
Peran Produsen dan Konsumen
Pemerintah telah mengatur bahwa tiap produsen wajib bertanggung jawab atas masa depan sampah yang dihasilkan oleh produk-produknya. Mengingat setiap tahun terdapat belasan miliar kemasan plastik diproduksi oleh industri makanan dan minuman instan di Indonesia. Jadi, perlu dimaksimalkan lagi penanganan limbahnya. Selain itu, produsen bisa perlahan beralih ke bahan kemasan yang lebih ramah lingkungan sebagai pengganti plastik multilapis.
Sementara yang bisa kita lakukan sebagai konsumen adalah dengan mengurangi konsumsinya. Terutama konsumsi kopi-kopi instan yang satu sachetnya hanya untuk sekali minum. Jika belum bisa mengurangi, maka bisa beralih ke produk kopi yang kemasannya bisa didaur ulang. Tidak sulit untuk menemukannya, karena sekarang sudah ada merek-merek yang menawarkan kopi dengan kemasan yang bahkan bebas aluminium dan dapat 100% terurai.
Di samping peran produsen dan konsumen, pemerintah juga wajib menangani masalah sampah kopi sachet ini secara lebih masif lagi. Baik itu lewat monitor ataupun pemberian izin produksi yang lebih ketat lagi.