Perubahan iklim telah berkontribusi besar terhadap meningkatnya masalah kesehatan manusia. Tidak hanya menambah penderita untuk penyakit yang sudah ada, iklim yang berubah juga memunculkan penyakit-penyakit baru.
Ketahui lebih lanjut terkait sejumlah risiko maupun pengaruh perubahan iklim terhadap kesehatan manusia lewat ulasan berikut ini.
Polusi Udara
Peningkatan polusi udara dapat menimbulkan risiko tinggi bagi kesehatan. Tingkat debu, ozon, dan partikel halus yang lebih tinggi di udara dapat menurunkan kualitas udara dan menyebabkan atau memperburuk berbagai masalah kesehatan, termasuk:
- Asma
- Penyakit paru obstruktif kronik (PPOK)
- Batuk dan iritasi tenggorokan
- Radang paru-paru
- Risiko kanker paru-paru
- Kemacetan jalan napas
- Nyeri dada
- Serangan jantung
Polusi udara di Indonesia sendiri semakin buruk tiap tahunnya. Data tahun 2021 yang dipublikasikan IQAir menyimpulkan bahwa Indonesia menempati posisi pertama negara dengan kualitas udara terburuk di Asia Tenggara dan posisi 17 di dunia. Beberapa kota di Indonesia dengan polusi udara tertinggi adalah Surabaya, Jakarta, dan Bandung.
Kesehatan Mental
Cuaca ekstrem dan bencana alam dapat memunculkan berbagai masalah kesehatan mental. Di antaranya adalah trauma, stres, ataupun depresi bagi orang-orang yang terkena dampaknya. Mereka mungkin terpaksa harus mengungsi, kehilangan rumah dan harta benda, cedera atau luka-luka, hingga kehilangan orang-orang terdekat.
Peneliti telah menemukan bahwa bencana alam berkontribusi dalam peningkatan gangguan stres pasca-trauma (PTSD) dan tingkat kecemasan yang tinggi. Banjir, gelombang panas, dan kebakaran hutan pun dapat menyebabkan masalah tersebut.
Panas yang ekstrem mungkin juga memiliki efek yang lebih signifikan pada orang yang menderita gangguan kesehatan mental. Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), tingkat bunuh diri meningkat akibat suhu yang lebih tinggi.
Penyakit Menular
Menurut WHO, perubahan iklim kemungkinan akan menyebabkan peningkatan infeksi yang ditularkan oleh serangga dan melalui air.
Hal ini berkaitan dengan perubahan iklim yang dapat memperpanjang masa suatu musim ketika serangga menularkan infeksi. Hal ini karena perubahan iklim dapat meningkatkan panjang musim ketika serangga menularkan infeksi. Begitu pula area penularan yang ikut meluas.
Pola curah hujan yang berubah pun akan meningkatkan risiko penyakit yang ditularkan melalui air, contohnya diare.
Masalah Kesehatan Terkait Suhu dan Cuaca
Meningkatnya suhu dapat menyebabkan atau memperburuk berbagai masalah kesehatan. Ketika seseorang terpapar panas yang ekstrem terlalu lama, ia mungkin akan mengalami:
- Heatstroke
- Kelelahan ekstrem
- Kram otot
- Kondisi pernapasan dan jantung yang semakin buruk
- Kematian
Perubahan iklim yang membuat suhu udara semakin panas juga menyebabkan badai debu, kebakaran hutan, penurunan pasokan air dan makanan, serta penurunan kualitas udara. Hal ini kemudian menimbulkan masalah kesehatan berupa:
- Peningkatan risiko infeksi
- Cedera
- Luka bakar
- Masalah pernapasan akibat paparan asap
- Malnutrisi
- Kematian
Dampak pada Kesehatan Saraf
Paparan polusi dan dampak terkait masalah mental dari perubahan iklim dapat memberikan pengaruh negatif pada kesehatan saraf. Menurut Institut Nasional Ilmu Kesehatan Lingkungan AS, para ilmuwan percaya bahwa faktor lingkungan berperan dalam perkembangan penyakit Parkinson dan penyakit Alzheimer.
Racun dalam makanan dan air juga dapat menyebabkan masalah kesehatan pada janin yang sedang berkembang. Peningkatan logam berat (merkuri atau timbal) yang mencemari makanan laut dapat menyebabkan penurunan IQ pada janin yang sedang berkembang.
Berdampak buruk secara signifikan terhadap kesehatan, perubahan iklim sudah sepatutnya kita atasi bersama. Yuk, berkontribusi untuk membuat bumi ini sehat kembali!