Di bawah Presidensi G20 Indonesia 2022, G20 telah meningkatkan transisi energi bersih global menjadi prioritas tingkat Pemimpin G20. Berdasarkan tiga prioritas Kelompok Kerja Transisi Energi G20 (ETWG), Kepresidenan G20 Indonesia telah mengembangkan kerangka kerja untuk mempercepat transisi energi yang bersih, berkelanjutan, adil, terjangkau, dan inklusif. 

Peta Jalan Transisi Energi Bali sampai tahun 2030 (“The Bali Roadmap”) bertujuan untuk menyediakan cara dalam usaha mempercepat negara G20 menuju pembangunan rendah emisi dan emisi nol pada tahun 2030. Simak uraian berikut untuk mengetahui lebih jauh tentang Peta Jalan Transisi Energi Bali. 

Komponen Penting The Bali Roadmap

Komponen penting pertama dari The Bali Roadmap adalah Bali Compact. Menawarkan kerangka kerja inklusif bagi anggota G20 untuk mempercepat transisi energi bersih yang menyertakan seluruh kalangan. Prinsip panduan dari Bali Compact meliputi: 

  • Penerapan dan peninjauan kerangka kerja untuk pengambilan keputusan yang lebih baik
  • Meningkatkan keamanan energi dan stabilitas serta keterjangkauan pasar
  • Mengamankan infrastruktur dan sistem pasokan energi yang tangguh dan andal
  • Meningkatkan efisiensi energi
  • Diversifikasi sistem dan campuran energi
  • Investasi yang berkelanjutan dan inklusif dalam skala besar
  • Berkolaborasi dalam memobilisasi semua sumber keuangan
  • Meningkatkan teknologi inovatif yang terjangkau, cerdas, dan nol emisi
  • Membangun dan memperkuat ekosistem inovasi untuk mendorong penelitian, pengembangan, demonstrasi, diseminasi, dan penerapan

Prioritas The Bali Roadmap

Ada 3 prioritas utama dari The Bali Roadmap dalam percepatan transisi energi, yaitu mengamankan aksesibilitas energi, meningkatkan teknologi energi cerdas dan bersih, dan memajukan pembiayaan energi bersih. Ketiga prioritas tersebut didukung oleh sejumlah aksi yang melibatkan semua pihak, mulai dari pemerintah hingga masyarakat.

Beberapa aksi yang akan dijalankan dalam The Bali Roadmap, antara lain: 

  1. Fokus pada kebutuhan minimum energi modern dan konsep layanan energi yang terjangkau, andal, modern, dan berkelanjutan.
  1. Atasi kemiskinan energi yang muncul ketika energi tidak lagi terjangkau dan tidak dapat diakses oleh rumah tangga kurang mampu.
  1. Memperkuat pendekatan pemerintah untuk transisi energi bersih nasional lewat perencanaan, implementasi, dan pelacakan dalam pengambilan keputusan kebijakan energi.
  1. Mendukung keterlibatan G20 dengan kemitraan teknologi energi bersih global, termasuk di tingkat sektoral efisiensi energi, listrik, industri, transportasi, elektrifikasi, dan sistem energi. 
  1. Mengembangkan solusi pembiayaan yang berkelanjutan dan inklusif dalam skala besar melalui kolaborasi antara organisasi internasional dan mitra terkait. 
  1. Mengembangkan hubungan yang lebih erat antara Kelompok Kerja Transisi Energi G20 dan Kelompok Kerja Keuangan Berkelanjutan G20. 
  1. Dekarbonisasi listrik dan sektor transportasi. G20 akan mengembangkan kebijakan untuk dekarbonisasi sektor transportasi termasuk jalan raya, penerbangan, sektor maritim, dan mobilitas.
  1. Mempromosikan ketahanan dan keberlanjutan rantai pasokan energi bersih. G20 perlu mendukung perumusan standar untuk mendukung rantai pasokan energi yang beragam, bertanggung jawab, berkelanjutan, dan tangguh untuk produksi, pemrosesan, dan daur ulang mineral penting.

Selain yang telah disebutkan di atas, masih banyak beberapa aksi lain yang akan dijalani dalam The Bali Roadmap. Pemerintah juga menyatakan akan mempercepat penutupan pembangkit listrik tenaga batu bara dan mengembangkan energi terbarukan yang adil dan berkelanjutan. Namun, satu hal yang terpenting dari peta transisi energi ini adalah inklusivitas untuk mempercepat tercapainya emisi nol di tahun 2030.