Ide upcycling atau memanfaatkan kain bekas untuk dijadikan sebuah pakaian baru kini bukan hal asing lagi di dunia fashion. Berbagai brand bahkan hadir dengan koleksi-koleksi inovatif lewat metode upcycling, salah satunya TOTON. Bagaimana label fashion tersebut mengkampanyekan upcycling fashion lewat koleksinya? Berikut paparannya. 

Sekilas Tentang TOTON

TOTON merupakan label pakaian wanita yang berusaha menceritakan kembali kisah-kisah inheren Indonesia melalui visi baru. Koleksinya hadir berupa pakaian wanita kontemporer yang mengeksplorasi keindahan alam bangsa dan beragam budaya dengan reinterpretasi modern. TOTON juga selalu berkomitmen untuk merayakan warisan sambil mendekonstruksi tradisi lewat pendekatan baru dalam busana wanita siap pakai.

Merek ini didirikan pada tahun 2012 oleh Toton Januar dan Haryo Balitar, karena ketertarikan mereka untuk menjelajahi Indonesia melalui fashion. Berbasis di Jakarta, TOTON menawarkan pandangan unik dengan memproyeksikan ide-ide baru pada pakaian siap pakai wanita. 

Koleksinya juga menggunakan teknik yang secara tradisional digunakan oleh rakyat Indonesia dan upacara-upacara adat. Selain itu, TOTON melakukan reinterpretasi kain dan garment etnik untuk menonjolkan sisi klasik dari koleksi-koleksinya. Menyandingkan elemen tersebut dengan potongan dan siluet yang terinspirasi pakaian pria.

Koleksi Kontemporer Melalui Upcycling

Satu hal yang menonjol dari koleksi TOTON adalah penggunaan metode upcycling di beberapa koleksi eksklusifnya. Toton Januar, sang desainer, menggunakan kembali bahan sisa dari koleksi sebelumnya. Selain dari bahan sisa di studionya, Toton juga seringkali hunting pakaian bekas di Pasar Senen atau sisa-sisa bahan di lingkungan rumah tangga untuk untuk koleksi upcycling-nya. 

Bahan-bahan bekas tadi kemudian ia buat menjadi koleksi baru yang kontemporer dan unik, namun tidak meninggalkan karakter warisan budaya Indonesia. Kita pun bisa melihat bahwa beberapa koleksinya banyak menggunakan teknik tambal-sulam untuk menghasilkan tampilan yang lebih halus.  

Seperti pada koleksi BERDIRI DI DALAM API, TOTON menghadirkan 10 rangkaian busana hasil eksplorasi alih guna bahan-bahan bekas. Perlengkapan rumah tangga seperti taplak meja, tirai jendela, dan permadani diolah menjadi busana dengan inspirasi cara berpakaian tradisional perempuan Jawa.

Bentuk-bentukan kebaya dan kain panjang ditampilkan lewat padu-padan dengan potongan busana modern, seperti jaket dan celana denim daur ulang. Batik, khususnya batik sogan dengan nuansa warna coklat yang identik dengan pakaian tradisional Jawa kebanyakan, dikemukakan lewat pandangan yang lebih muda dan berbeda. 

Tampilan koleksi ini dilengkapi dengan kaos kaki panjang berhiaskan hasil saduran motif batik klasik seperti Truntum dan Burung Hong, dan Bust Plates hasil terjemahan dan persilangan konsep dasar dua koleksi sebelumnya. Karena proses desain koleksi ini merupakan reaksi dari ketersediaan bahan yang ada dan untuk menghindari pengadaan bahan baru juga produksi berlebih, menghasilkan setiap potong busana yang unik dan satu-satunya.

Di samping itu, Toton juga berusaha agar rute fashion berkelanjutan yang ia jalani ini bisa menjangkau audiens yang lebih luas. Untuk itu, adakalanya ia mengurangi tingkat kerumitan di koleksinya agar proses produksinya pun lebih mudah dan efisien. Toton menyoroti bagaimana dalam menciptakan busana upcycle, desainer juga harus berani menentang aturan, keluar dari norma, dan menantang diri untuk terus berpikir kreatif.
Koleksi TOTON bisa Kamu cek di website atau akun Instagram resmi TOTON.