Seperti yang pasti sudah kamu sadari, polusi udara di DKI Jakarta sudah semakin buruk. Sebagai pusat ekonomi, politik, dan sosial Indonesia, memang sulit untuk benar-benar terhindari dari dari tantangan polusi udara dan bahaya dampak perubahan iklim.

Namun, Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta berupaya untuk mengatasi krisis polusi udara untuk menuju DKI Jakarta yang rendah emisi. Berkolaborasi dan bekerja sama dengan Pemerintah serta seluruh pemangku kebijakan (publik, swasta, akademisi, LSM, dll), dibuatlah kampanye Jakarta Rendah Emisi

Seperti apa usaha pemerintah dalam mewujudkan Jakarta Rendah Emisi dan apa yang bisa dilakukan warga DKI Jakarta untuk mendukungnya? Baca terus di sini!

Implementasi Jakarta Rendah Emisi

Jakarta Rendah Emisi ini merupakan usaha untuk mendukung #RacetoZero, kampanye global yang dicetuskan oleh Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB). Kampanye ini sendiri mengajak perusahaan, kota, kawasan, lembaga keuangan dan pendidikan untuk mengambil tindakan dalam mengurangi separuh emisi global pada tahun 2030. 

Di samping itu, Jakarta Rendah Emisi juga menjadi bagian dari Climate Action Plan (CAP) dan Ikhtiar Jakarta, dokumen dan pedoman strategis untuk mencapai target iklim yang selaras dengan Perjanjian Paris (membatasi kenaikan suhu hingga 1,5°C). Menuju Jakarta yang rendah emisi pun masuk ke kedua dokumen tersebut dan akan diimplementasikan dari sekarang hingga 2050. 

DKI Jakarta juga sudah memiliki inisiatif iklim yang tersedia di seluruh wilayah provinsi. Di antaranya adalah fasilitas transportasi dan mobilitas yang bersifat berkelanjutan, inovasi untuk manajemen sampah, penggunaan energi terbarukan untuk lingkup kota, expansi ruang terbuka hijau, serta program adaptasi iklim. 

Apa Kontribusi Kita sebagai Warga?

Menuju Jakarta Rendah Emisi serta mengatasi polusi udara dan perubahan iklim merupakan pekerjaan jangka panjang. Oleh sebab itu, selain dilakukan lembaga terkait, peran masyarakat pun sangat penting untuk mewujudkan kualitas udara yang lebih baik. 

Pemerintah dan sektor swasta memang memiliki tanggung jawab yang besar untuk memecahkan isu dengan pengendalian jangka panjang yang berkelanjutan. Sebagai warga, kita wajib mempelajari masalah perubahan iklim tersebut supaya bisa mempraktikkan aksi yang tepat. 

Adapun beberapa aksi yang bisa kita lakukan untuk mendukung Jakarta Rendah Emisi, di antaranya:

  • Dimulai dengan melakukan hal-hal sederhana di kehidupan sehari-hari. Misalnya, mematikan lampu jika tidak digunakan, bersepeda atau menggunakan kendaraan umum saat bepergian, atau mengurangi sampah rumah tangga. 
  • Jadikan rumah kamu sebagai rumah yang ramah lingkungan. Bisa lewat penggunaan alat-alat elektronik yang hemat energi, seperti lampu LED atau memasang atap panel surya. Selain itu, bisa pula dengan memiliki banyak jendela atau ruang masuknya cahaya natural untuk mengurangi penggunaan lampu di siang hari. 
  • Menyebarkan awareness tentang pentingnya aksi ramah lingkungan lewat media sosial kamu. Bisa pula mengajak teman atau tetangga untuk berkampanye kecil-kecilan di sekitar lingkungan rumah atau lingkarang perteman kamu. 
  • Berpartisipasi dalam kampanye dengan skala yang lebih besar dan fokus dalam mengatasi permasalahan iklim dan polusi udara di DKI Jakarta. Kamu bisa cari informasinya lewat sosial media atau internet.

Kenapa Kita Harus Berkontribusi?

Bukan hanya di DKI Jakarta, krisis iklim di seluruh belahan dunia sudah semakin mengkhawatirkan. Apabila kita enggan mengambil tindakan dari sekarang, maka dampak parahnya akan dirasakan oleh generasi penerus kita nanti.  

Bahkan, saat ini pun kita sudah merasakan efek negatif dari krisis iklim di bumi ini. Terjadi begitu banyak bencana alam yang disebabkan oleh cuaca ekstrem sebagai efek dari krisis iklim. Sejumlah bencana alam itu pun kemudian membuat banyak infrastruktur rusak, nyawa dan mata pencaharian yang hilang akibat badai, banjir, dan kebakaran hutan. 

Di samping itu, kamu pun pasti merasakan bahwa beberapa tahun terakhir ini, suhu udara sudah semakin panas. Kondisi ini tidak hanya terjadi di Indonesia, tapi juga di negara lain sebagai bentuk gelombang panas akibat perubahan iklim. 

Menyebabkan curah hujan yang tidak pasti, kekeringan, hingga gagal panen. Begitu pula efeknya bagi kesehatan manusia, salah satunya adalah meningkatnya penyakit jantung dan paru-paru terkait kualitas udara yang buruk. Belum lagi peningkatan permukaan laut yang menambah satu lagi kekhawatiran di DKI Jakarta akibat perubahan iklim. 

Itulah kenapa kita sebagai warga perlu berpartisipasi mengatasi polusi udara, meski hanya lewat aksi sederhana.